Menjaga lingkungan hidup agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan terhadap kehidupan kita adalah usaha preventif yang dapat kita lakukan agar kita dapat menjaga kemakmuran di bumi. Sesuatu yang hampir setiap hari kita temui dalam kehidupan ini adalah hadirnya limbah dalam rumah tangga kita, termasuk diantaranya sampah. Limbah adalah apa-apa saja yang sudah tidak berguna. Ketika kita membuang sesuatu, berarti kita telah menciptakan limbah. Memasak, mencuci, makan, bersih-bersih, bahkan belanja apapun sering mendatangkan limbah.
Ada sebuah pondok pesantren di daerah Indramayu Jawa Barat bernama “Ma’had Al-Zaitun” sebuah pondok pesantren modern berhasil mengelola limbah kehidupan sedemikian rupa sehingga bermanfaat terhadap penciptaan kemakmuran manusia. Mampu menciptakan ekosistem yang sangat mendukung manusia dalam mewujudkan kesejahteraan. Sejak dari limbah dapur, limbah makan, limbah sampah, sampai rumput liarpun dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan. Limbah WC, kandang hewan diolah menjadi pupuk bahkan pelet makanan ikan dan ternak. Kebutuhan makanan pokok (beras), sayur-mayur, buah-buahan, semua hasil pertanian sendiri. Telur dan daging ayam, kambing, sapi semua dari peternakan sendiri. Bakan kerangka bangunan dari besi juga produk sendiri. Itulah wajah pondok pesantren modern yang dibangun oleh Syekh AS Panji Gumilang yang sukses tapi tak banyak diketahui orang.
Mengapa kita perlu mendaur ulang limbah ?
Rumah tangga adalah sebuah pondok dalam skala kecil yang terdiri dari Kepala Rumah Tangga, Ibu Rumah Tangga dan anak mungkin juga cucu. Kebutuhan rumah tanggapun meliputi berbagai macam seperti makan, minum, pakaian, rumah, perabotan, alat transportasi, dan perlengkapan lainya. Semua itu dapat menghasilkan limbah. Banyak limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan lagi dan tidak sedikit pula yang dapat didaur ulang, meskipun ada juga yang harus dimusnahkan.
Yang jelas dari limbah rumah tangga masih banyak yang masih dapat dimanfaatkan tapi tidak sedikit yang sudah tidak berguna bahkan membahayakan terhadap kehidupan. Oleh karena itu kita perlu memikirkan cara untuk memanfaatkan limbah dan juga menghindarkan bahaya atau akibat buruk dari adanya limbah itu.
Memanfaatkan limbah dan memusnahkan limbah yang tak berguna, keduanya harus kita lakukan. Untuk itu perlu kita bedakan antara limbah yang masih bermanfaat dan limbah yang berbahaya. Keduanya harus dipisahkan, disortir, dipilih dan dipilah agar tidak bercampur-baur. Diantara limbah-limbah yang masih bisa dimanfaatkan adalah : limbah makanan, limbah dapur, limbah WC, limbah peralatan dan perlengkapan rumah tangga, limbah pakaian, kertas-kertas, botol bekas dan masih banyak yang lain. Banyak juga limbah-limbah yang berbahaya dan dapat merusak lingkungan seperti sisa-sisa obat, barang-barang plastik, pecah-pecahan kaca, paku dan kawat berkarat yang harus disingkirkan atau dimusnahkan karena disamping berbahaya juga menjadikan lingkungan jorok, tidak sedap dipandang mata.
Bagaimana mendaur ulang limbah?
Bagi kalangan orang mampu, dengan mudahnya mereka membuang barang. Mereka tidak memakai ulang suatu barang karena mereka mudah membeli barang yang baru. Sebaliknya bagi golongan orang yang kurang mampu lebih suka mereparasi yang lama daripada beli yang baru, karena kebutuhan lebih banyak sedang uangnya terbatas. Dengan memakai ulang atau mendaur ulang akan mengurangi limbah, tentu saja limbah yang masih dapat didaur ulang. Untuk itu perlu kiranya kita mengetahui meskipun serba sedikit tentang mendaur ulang limbah barang. Yang kami maksudkan mendaur ulang disini ada dua macam yaitu :
1. mendaur ulang dalam arti memanfaatkan kembali barang yang sudah tidak dipergunakan dengan menggunakan untuk keperluan lain atau penggunaan yang berbeda dengan penggunaan sebelumnya atau istilah lain disebut reuse.
2. mendaur ulang dengan mengubah barang melalui proses pengolahan sehingga menjadi barang baru yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain atau istilah lain disebut recycle.
Baik reuse maupun recycle dapat dilakukan dalam mendaur ulang limbah. Hanya saja untuk recycle memang diperlukan biaya lebih banyak dan peralatan yang memadai, biasanya dilakukan oleh pabrik atau perusahaan. Contohnya daur ulang limbah kertas/kardus dan plastik menjadi kertas tisue dan peralatan rumah tangga yang lain. Itulah sebabnya maka banyak pemulung yang mengumpulkan barang-barang bekas, sampah rumah tangga untuk dijual di pabrik daur ulang. Banyak pengepul barang bekas yang menjadi orang kaya karena menjual barang-barang yang sudah tak terpakai tapi masih bisa didaur ulang.
Adapun untuk kegiatan reuse dapat dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga karena disamping dapat dijadikan pekerjaan sambilan juga biaya tidak mahal dan dapat mengurangi limbah rumah tangga sekaligus dapat menjadi kegiatan yang mengasikkan “ing kalaning nganggur”. Bagi orang-orang yang kreatif, mempunyai banyak idea apalagi didukung oleh ketrampilan teknik yang mumpuni, barang-barang bekas apapun dapat diolah menjadi barang yang berguna. Hanya saja memang diperlukan adanya sikap mental wiraswasta yang disebut ULET kepanjangannya adalah :
- Usaha secara optimal,
- Lebih suka kerja,
- Ekonomis segala langkahnya,
- Tahan uji.
Dengan bekal ULET ini seseorang akan mampu memanfaatkan peluang baik waktu atau kesempatan, tenaga, pikiran maupun barang yang dimilikinya. Yang jelas dia memiliki karakter “Suthik Nganggur” kata orang jawa.
Mendaur ulang limbah keluarga perlu dilakukan untuk menciptakan lingkungan kehidupan yang tertata, bersih dan menyenangkan. Kita tidak perlu pesimis, apakah kita mampu? Yang penting kita harus berusaha dan mencoba terus mencoba sehingga berhasil. Kita memang diciptakan tidak untuk menjadi pemalas. Tapi agar menjadi orang yang mampu berkarya untuk memakmurkan kehidupan ini melalui berbagai upaya yang dapat kita lakukan baik secara sendiri-sendiri, kelompok maupun berbentuk perusahaan.
Sekarang banyak buku-buku penuntun kegiatan atau ketrampilan praktik yang dapat kita dapatkan di toko-toko buku, buletin, majalah maupun surat kabar. Silakan mencoba semoga berhasil.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar